Entri Populer

Selasa, 11 Oktober 2016

TBM Bawor Sisir Anak Putus Sekolah




Dorong Pendidikan Kesetaraan

KAMPUNG 57, BANCARKEMBAR - Keberadaan Taman Baca Masyarakat (TBM) Bawor diharapkan tak sekadar menjadi tempat tumbuhnya gerakan literasi semata. Diharapkan memiliki nilai lebih. Satu diantaranya adalah menjadi pendorong kesadaran pentingnya pendidikan.

Satu hal yang dilakukan adalah mendorong agar anak mau menuntut ilmu dan belajar. Seperti diketahui, di sekitar lokasi TBM Bawor terdapat beberapa anak putus sekolah. Bahkan dari hasil penyisiran ada tunaaksara (buta huruf) serta remaja putus sekolah di tingkat pendidikan dasar. Ini memprihatinkan. Karenanya perlu didorong agar mau bersekolah kembali.

Untuk tujuan ini, TBM Bawor kedatangan seorang tamu. Adalah Isrodin, pegiat Pendidikan Non Formal dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) asal Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Banyumas. Kang Isrodin, begitu namanya akrab disapa datang ke TBM Bawor pada Selasa, 11 Oktober 2016 sore. Pria lulusan kampus IAIN Purwokerto ini datang untuk menyemangati gerakan literasi sekaligus memotivasi anak-anak putus sekolah agar mau ikut menuntut ilmu lagi.

"Perintah menuntut ilmu itu wajib bagi umat Islam sejak lahir sampai ke liang lahat. Bukankah ayat pertama yang diterima nabi adalah perintah 'Iqro' yang berarti Bacalah," ujarnya kepada warga RT 05 RW 07 Bancarkembar yang datang meramaikan TBM Bawor.

Khusus kepada tiga remaja putus sekolah, Kang Isrodin menyempatkan berbincang dari hati ke hati. Ditemani Ketua RT 05 RW 07 Bancarkembar, Hanan Wiyoko, dia menanyakan penyebab putus sekolah. Tak kalah penting ditanyakan juga apakah masih niat untuk sekolah atau tidak?

"Eman-eman masih muda, harus mau belajar. Ke depan kalau bekerja pasti ditanyakan punya ijazah apa? atau keterampilan apa," ujar Kang Isro, bapak kelahiran Kota Purbalingga. 

Mereka yang disemangati adalah Bejo (22), Adit (16), dan Rafi (16). Untuk Bejo, yang putus sekolah dibangku kelas 2 SD ia menyarankan untuk masuk Program Kesetaraan Paket A. Untuk Adit, yang putus sekolah di bangku kelas 1 SMP dia disarankan masuk Paket B. Sedangkan untuk Rafi, lulusan SMP tahun 2016 kemarin ia menyarankan untuk kembali ke pendidikan formal karena yang bersangkutan masih memiliki semangat menuntut ilmu.

"Jangan bayangkan pendidikan kesetaraan itu ribet. Engga kok, belajarnya bisa di TBM Bawor, atau di Purwonegoro di rumah Ibu Nunik. Nanti baru kalau saatnya ujian bergabung bersama kawan lainnya," ujarnya. Ia menambahkan, program kesetaraan Paket A masih diadakan, bahkan tingkat Kabupaten Banyumas diadakan di PKBM Satria Tama yang menginduk di SDN 3 Bancarkembar.

"Mumpung lokasinya dekat, ayo pada ikut belajar lagi. Yang jauh-jauh dari Tambak, Kemranjen dan kecamatan lain malah datang ke Bancarkembar. Masa yang di Bancarkembar tidak semangat," katanya.

Mendapat motivasi tersebut, Bejo mengaku siap kembali sekolah. Begitujuga dengan Adit.

"Ya siap kembali sekolah," katanya. Saat sesi wawancara, masing-masing anak didampingi orangtua yang turut mendengarkan dan mendorong agar mereka mau sekolah lagi. (**)

Ayooo pada belajar, sekolah lagi...jangan malu, jangan minder..

Tidak ada komentar: